top of page

Bisakah Asma Sembuh? Ini Mitos & Fakta Seputar Asma yang Perlu Anda Tahu

  • Gambar penulis: Marketing RS Darmo
    Marketing RS Darmo
  • 6 Mei
  • 5 menit membaca

Apakah asma bisa sembuh total?Ā Ini adalah salah satu pertanyaan yang paling sering muncul, terutama dari mereka yang hidup dengan kondisi ini setiap hari—baik secara langsung maupun sebagai pendamping orang terdekat. Perlu dipahamibahwa asma memang termasuk penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi gejala penyakitnya dapat dikendalikan dengan pengelolaan yang tepat. Dengan terkendalinya gejala penyakit, maka penderita asma tetap dapat beraktivitas seperti biasa layaknya orang normal. Dalam artikel ini, akan membahas tentang asma, mengupas mitos yang keliru, dan mengetahui bagaimana cara mengelola asma agar hidup tetap produktif dan nyaman.


Apa Itu Penyakit Asma?

Asma adalah penyakit kronis yang menyerang saluran pernapasan. Penderitanya mengalami peradangan dan penyempitan pada saluran napas, sehingga menimbulkan gejala seperti:

ā—Ā Ā Ā Ā Ā  Sesak napas

ā—Ā Ā Ā Ā Ā  Batuk berkepanjangan

ā—Ā Ā Ā Ā Ā  Napas berbunyi (mengi)

Kondisi ini bisa memburuk sewaktu-waktu, terutama jika terkena pemicu tertentu.


Penyebab Umum Asma

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko asma antara lain:

  1. Faktor genetik – Memiliki riwayat keluarga dengan asma.

  2. Alergi – Terhadap debu, bulu hewan, serbuk sari, atau makanan tertentu.

  3. Paparan polusi – Seperti asap rokok atau udara kotor.

  4. Infeksi saluran napas – Terutama pada masa kanak-kanak.

  5. Pemicu emosional atau fisik – Seperti stres berat atau olahraga intens.



Bisakah Asma Sembuh?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, asma memang tidak bisa sembuh total, namun asmadapat dikendalikan dengan baik agar frekuensi kambuhnya berkurang. Sebagai penyakit kronis, asma memerlukan penanganan jangka panjang dan konsisten. Dengan pengobatan yang tepat serta pemantauan rutin, gejala-gejalanya dapat dicegah agar tidak sering muncul. Jika dikelola secara optimal, penderita asma tetap bisa menjalani kehidupan yang aktif, produktif, dan normal layaknya orang tanpa asma.


Mitos vs Fakta Seputar Asma

Masih banyak mitos tentang asma yang membuat orang salah paham. Yuk, kita luruskan:

Mitos yang Perlu Diluruskan

  1. Mitos: Asma bisa sembuh dengan sendirinya

    Fakta:Ā Gejala asmadapat mereda dan terkontrol sehingga seperti sembuh, tetapi sebenarnya penyakitnya ada namun sudah terkontrol.


  2. Mitos: Penderita asma tidak boleh berolahraga

    Fakta:Ā Olahraga ringan seperti jalan kaki atau berenang justru baik untuk kesehatan paru.



  3. Mitos: Inhaler bikin kecanduan

    Fakta:Ā Inhaler aman digunakan jika sesuai dosis dan anjuran dokter.



  4. Mitos: Asma hanya menyerang anak-anak

    Fakta:Ā Asma bisa muncul di usia berapa pun. Meskipun banyak kasus asma didiagnosis pada saat anak-anak, kondisi ini juga bisa berkembang di usia dewasa


Cara Mengendalikan Gejala Asma

Pengelolaanasma dan pengendalian gejala asma bukan hanya bergantung pada obat-obatan, tetapi juga membutuhkan perubahan gaya hidup yang sehat dan konsisten seperti

  1. Menghindari pemicu seperti asap rokok, debu, dan bulu hewan.

  2. Menggunakan masker saat kualitas udara sedang buruk.

  3. Rutin berolahraga ringan seperti yoga atau bersepeda.

  4. Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi dan menghindari makanan pemicu alergi seperti coklat dan goreng-gorengan.

  5. Menjaga berat badan agar tetap ideal.

Penting juga untuk selalu mengikuti anjuran dokter, karena keadaan penderita asma dan pencetus gejala asma dapat berbeda antara satu pasien dengan yang lainnya


Terapi & Pengobatan

Terapi dan pengobatan didasarkan dari hasil pemeriksaan menyeluruh oleh dokter. Dokter spesialis paru mungkin akan meresepkan satu atau beberapa jenis obat-obatan tergantung dari keadaan penderita asma. Beberapa contoh obat yang mungkin diresepkan antara lain:

  1. Inhaler:Ā Inhaler adalah alat utama dalam pengobatan asma karena bekerja langsung di saluran napas, sehingga efeknya lebih cepat dan efisien dibanding obat oral. Inhaler dapat merupakan inhaler pereda (reliever) yang mengandung bronkodilator kerja cepat saat serangan asma untuk melegakan napas dengan cara melemaskan otot-otot di sekitar saluran napas. Dapat juga merupakan Inhaler pencegah (controller/preventer) yang mengurangi peradangan kronis di saluran napas dan mencegah kekambuhan gejala. Penggunaan inhaler harus dilakukan dengan teknik yang benar agar obat terserap maksimal. Dokter atau apoteker biasanya akan memberikan edukasi mengenai cara penggunaan yang tepat.

  2. Nebulizer:Ā Nebulizer adalah alat yang mengubah obat cair menjadi uap sehingga bisa dihirup langsung ke paru-paru. Alat ini sering digunakan pada anak-anak, lansia, atau penderita asma yang kesulitan menggunakan inhaler. Meskipun efektif, penggunaan nebulizer memerlukan waktu lebih lama dibanding inhaler (sekitar 10–15 menit per sesi), serta perawatan alat yang rutin agar tetap higienis dan berfungsi optimal.

  3. Obat oral:Ā Obat minum atau oral digunakan sebagai terapi tambahan untuk membantu mengendalikan gejala asma, terutama jika inhaler atau nebulizer belum cukup efektif. Terdapat beberapa jenis obat oral asma yang tentunya diresepkan dengan pertimbangan dari dokter berdasarkan hasil pemeriksaan penderita asma.


Pemantauan berkala, terutama oleh dokter spesialis paru, merupakan bagian penting dalam pengelolaan asma jangka panjang. Tujuannya adalah memastikan terapi tetap efektif, mencegah kekambuhan, dan menyesuaikan pengobatan sesuai dengan perkembangan kondisi pasien. Pemantauan dokter mencakup beberapa hal berikut:

  • Evaluasi gejala dan kontrol asma: Dokter akan menanyakan frekuensi gejala seperti batuk, sesak napas, dan penggunaan inhaler pereda. Ini membantu menilai apakah asma terkontrol dengan baik atau memerlukan penyesuaian terapi.

  • Pemeriksaan fungsi paru-paru melalui tes seperti spirometri, yang mengukur seberapa baik paru-paru bekerja. Ini penting untuk menilai sejauh mana saluran napas terbuka dan respons terhadap pengobatan.

  • Penilaian kepatuhan dan teknik penggunaan obat, termasuk mengecek apakah pasien menggunakan inhaler atau obat lainnya dengan cara yang benar dan sesuai jadwal.

  • Identifikasi pemicu baru: Jika terjadi kekambuhan, dokter akan membantu mengidentifikasi pemicu yang mungkin belum diketahui sebelumnya, seperti alergen baru atau perubahan lingkungan.


Dokter akan memberikan panduan tentang apa yang harus dilakukan dalam kondisi asma ringan, sedang, hingga berat, termasuk kapan harus mencari pertolongan medis darurat.Pemantauan yang teratur membantu pasien menjalani hidup yang lebih stabil, produktif, dan lebih sedikit gangguan akibat asma.


Pentingnya Edukasi dan Dukungan Lingkungan

Kesadaran tentang asma seharusnya tidak hanya dimiliki oleh penderita, tetapi juga oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk keluarga, teman, rekan kerja, dan tenaga pendidik. Dukungan lingkungan yang baik sangat berperan dalam mencegah kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

  1. Hindarimenyalahkan penderita saat kambuh, karena ini bukan kesalahan penderita, melainkan respons tubuh terhadap pemicu tertentu.

  2. Ciptakan lingkungan rumah dan kerja yang sehat dan bersih, bebas asap rokok.

  3. Berikan dukungan emosional kepada penderita. Lingkungan yang suportif secara emosional membantu penderita merasa lebih tenang dan terkontrol.

  4. Dukung dan bantu penderita mendapatkan pengobatan asma dan pemeriksaan rutin secara berkala


Sahabat Darmo, meski asma belumdapat disembuhkan secara total, Anda tidak perlu merasa putus asa. Dengan penanganan yang tepat dan dukungan lingkungan yang baik, penderita asma tetap bisa menjalani hidup yang sehat,aktif dan produktif. Mulailah dengan menghindari pemicu, rutin melakukan kontrol ke dokter, dan jangan mudah percaya mitos terkait asma.

Jika Anda atau orang terdekat memiliki gejala asma dan tak kunjung membaik, segera konsultasikan ke dokter spesialis paru di RS Darmo Surabaya untuk mendapatkan penanganan terbaik. Anda dapat menghubungi whatsapp Poliklinik di 0896-3009-8900 untuk janji temu atau Klik di sini

Ā 

Referensi :

ā— Permian Health, The Lung Institute. (n.d.). Dispelling the myths: Understanding asthma on World Asthma Day. Permian Health | the Lung Institute. https://permian-health.org/f/dispelling-the-myths-understanding-asthma-on-world-asthma-dayĀ 

ā—Ā Global Allergy & Airways Patient Platform. (2023, March 12). World Asthma Day 2021 – Misconceptions & Truths - Global Allergy & Airways Patient Platform. https://gaapp.org/world-asthma-day-2021-misconceptions-truthsĀ 

Ā 

Ā 

Author: dr. Devina Nataliany

Ā 
Ā 
Ā 

Comments


Unit Darurat
IGD RS Darmo
Heading 6
Lokasi
Lokasi RS Darmo
bottom of page