Obat menjadi kebutuhan mendesak yang penting untuk selalu tersedia kapan pun dan di mana pun. Penggunaan obat yang tepat waktu diperlukan untuk meredakan gejala nyeri atau sakit sebagai penanganan sementara. Saat kondisi tubuh sedang tidak fit, pergi mencari obat ke apotek bisa menjadi aktivitas yang merepotkan, terutama jika cuaca di luar sedang buruk. Kondisi cuaca yang tidak mendukung dapat menambah risiko memperburuk keadaan kesehatan kita, oleh karena itu, memastikan bahwa kita memiliki persediaan obat di rumah menjadi sangat penting untuk menghadapi situasi darurat.
Tapi bagaimana cara menyimpan obat yang benar? Apakah boleh obat disimpan di kulkas? Ternyata, tidak semua obat bisa atau boleh disimpan di lemari pendingin, terutama obat jenis sirup. Artikel ini akan mengupas tuntas tentang cara menyimpan obat yang benar berdasarkan jenisnya.
6 Cara Menyimpan Obat yang Benar
1. Perhatikan Jenis Obat
Setiap obat memiliki instruksi khusus terkait penyimpanannya. Obat-obatan tertentu memerlukan suhu khusus untuk menjaga kualitasnya. Pastikan untuk membaca label dan mengikuti rekomendasi dari produsen obat tersebut.
● Tablet & Kapsul
Tablet dan kapsul perlu disimpan di tempat yang kering dan sejuk untuk mencegah kerusakan.
● Sirup & Suspense
Banyak sirup dan suspense yang perlu disimpan di tempat yang sejuk seperti lemari pendingin dan sejenisnya, namun pastikan untuk memeriksa labelnya karena tidak semua sirup boleh disimpan di kulkas.
● Vagina (Ovula) atau Anus (Suppositoria)
Produk ini harus disimpan di tempat yang sejuk dan gelap untuk menjaga bentuk dan efektivitasnya.
● Aerosol atau Spray
Produk dalam bentuk aerosol atau spray sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung untuk mencegah kerusakan pada wadah.
2. Sediakan wadah penyimpanan obat dan pilah-pilah obat menurut jenisnya
Beberapa obat memiliki kemiripan nama dan kemasan sehingga harus hati-hati dalam menyimpan obat agar tidak salah ambil. Selain itu, beberapa obat memiliki sifat higroskopis sehingga memerlukan perhatian khusus dalam penyimpanan. Contohnya, ada obat yang mudah lembek jika terpapar oleh udara luar sehingga harus disimpan dalam kemasan yang asli, tertutup rapat, dan harus ada silika gel sebagai penyerap udara.
3. Simpan Obat dalam Kemasan Asli
Kemasan asli pada obat dirancang untuk melindungi dari cahaya dan suhu ekstrem yang bisa mengubah khasiat obat. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
4. Hindari Sinar Matahari & Suhu Lembab
Paparan langsung terhadap sinar matahari atau suhu lembab bisa merusak obat. Tempat yang dingin dan kering adalah kondisi ideal untuk penyimpanan obat. Namun, pastikan terlebih dulu dengan dokter atau baca cara penyimpanan obat yang tertera pada kemasan.
Sebagian besar obat teroksidasi/rusak pada suhu yang terlalu panas. Suhu penyimpanan disesuaikan dengan petunjuk yang tertera pada kemasan. Berikut macam-macam suhu penyimpanan obat berdasarkan Beyond use Date (BUD) Indonesia Edisi VI (2020):
● Suhu beku: Suhu dipertahankan antara -25º dan -10ºC
● Suhu dingin: Disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu stabil pada rentang 2º - 8ºC
● Suhu sejuk: Pada rentang suhu 8° - 15°C, jika tidak disebutkan, obat yang perlu disimpan pada suhu sejuk dapat disimpan di suhu dingin.
● Suhu ruang/suhu kamar: Suhu pada ruang kerja tidak lebih dari 30°C
● Suhu hangat: Disebut hangat jika suhu pada rentang 30° - 40°C
● Panas berlebih: Suhu lebih dari 40°C
● Perlindungan dari pembekuan: Biasanya terdapat keterangan pada etiket bahwa zat harus terhindar dari pembekuan agar tidak terjadi kerusakan isi.
5. Jangan Menyimpan Obat di Mobil dalam Jangka Lama
Suhu di dalam mobil yang terparkir bisa sangat fluktuatif dan itu bisa merusak obat. Hindari menyimpan obat di dalam mobil, terutama jika parkir dalam waktu yang lama.
6. Obat Sirup Sebaiknya Jangan Dimasukkan ke dalam Kulkas Kecuali Dianjurkan Dokter
Obat sirup sering kali tidak boleh disimpan di kulkas karena bisa mengubah tekstur dan efektivitasnya. Simpan sesuai anjuran pada label kecuali dokter menyarankan lain.
Tambahan Tips Penyimpanan Obat
● Periksa Kondisi Obat Secara Rutin
Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak. Periksa kondisi obat secara rutin untuk memastikan obat tetap aman digunakan.
● Jauhkan dari Jangkauan Anak-Anak
Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak. Bila perlu, jelaskan kepada anak manfaat dan bahaya dari obat tersebut. Sebaiknya disimpan dalam lemari obat yang terkunci.
● Bersihkan Wadah/Kotak Penyimpanan Obat Secara Rutin
Bersihkanlah wadah/kotak tempat penyimpanan obat secara rutin untuk memastikan kebersihan dan mencegah kontaminasi.
● Perhatikan Tanda-Tanda Kerusakan Obat dalam Penyimpanan
Misal: perubahan warna, rasa, bau, dan penggumpalan. Jika ada tanda-tanda tersebut, obat sebaiknya tidak digunakan lagi.
● Perhatikan Masa Batas Penggunaan Obat Setelah Kemasan Dibuka
Beberapa obat terdapat informasi pada label atau kemasan terkait masa penyimpanan obat setelah dibuka. Misalnya, sirup kering yang pada umumnya adalah sirup antibiotika, setelah direkonstitusi (proses menambahkan cairan berupa air atau cairan khusus ke dalam obat berbentuk serbuk atau kristal untuk mengubahnya menjadi bentuk cair yang siap digunakan) dapat disimpan paling lama 7 hari.
Kesimpulan
Informasi penyimpanan obat tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara menyimpan obat dengan benar, sehingga mutu dan kualitas obat tetap terjaga, dengan mengikuti panduan ini, kamu dapat memastikan bahwa obat yang kamu gunakan tetap aman dan efektif. Jika Sahabat Darmo memiliki pertanyaan lebih lanjut atau tidak yakin tentang cara menyimpan obat tertentu, jangan ragu untuk Konsultasi dengan RS Darmo Surabaya di sini
Writer: Apt. Diana Kusumaningrum, S.Farm
Editor: Lentera
Kommentare