
Cedera olahraga bisa terjadi kapan saja, baik Anda seorang atlet profesional maupun pemula. Faktor seperti teknik yang salah, kurangnya pemanasan, atau intensitas olahraga yang berlebihan sering menjadi penyebab utama.Â
Beberapa cedera ringan mungkin sembuh dengan sendirinya, tetapi ada juga cedera yang membutuhkan perhatian medis khusus. Dalam artikel ini, akan membahas jenis-jenis cedera olahraga yang umum terjadi dan cara menanganinya, agar tetap aman dan nyaman saat berolahraga.
Jenis-Jenis Cedera Olahraga yang Perlu Diwaspadai
1. Patah Tulang
Patah tulang adalah cedera serius yang terjadi ketika tulang mengalami keretakan atau patah total akibat benturan keras atau tekanan berlebih. Contohnya, Anda bisa mengalami patah tulang saat terjatuh ketika berlari, bertabrakan saat bermain sepak bola, atau ketika angkat beban dengan teknik yang salah.Â
Gejalanya meliputi rasa sakit yang luar biasa, pembengkakan, dan sulit menggerakkan bagian yang terkena. Cedera ini memerlukan penanganan medis segera, seperti pemasangan gips atau bahkan operasi, untuk mencegah komplikasi seperti infeksi atau kerusakan jaringan di sekitarnya.
2. Cedera Pergelangan Kaki
Cedera pergelangan kaki terjadi ketika ligamen, yaitu jaringan penghubung antar tulang, meregang atau robek. Kondisi ini sering disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba atau salah pijakan, terutama saat berlari di medan tidak rata atau melompat.Â
Gejala cedera ini meliputi nyeri, pembengkakan, memar, dan kesulitan berjalan. Penanganan awal yang tepat dengan metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) sangat membantu, tetapi cedera parah mungkin memerlukan fisioterapi sampai pembedahan.Â
3. Kram Otot
Kram otot adalah kontraksi otot yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terkendali. Kram sering disebabkan oleh kurangnya pemanasan sebelum olahraga, dehidrasi, atau kelelahan otot. Meski kram biasanya hilang dalam beberapa menit, rasa sakit yang ditimbulkan dapat membatasi gerakan sementara.Â
Untuk mengatasinya, cobalah meregangkan otot yang kram, memijat area yang terkena, atau mengompres dengan handuk hangat untuk membantu melonggarkan kontraksi. Kompres dingin juga berguna untuk mengurangi nyeri.
4. Cedera Tulang Kering (Shin Splints)
Cedera tulang kering, atau shin splints, sering dialami oleh pelari, terutama mereka yang tiba-tiba meningkatkan intensitas atau durasi latihannya. Cedera ini ditandai dengan rasa nyeri yang tak tertahankan di sepanjang tulang kering (tibia).Â
Penyebab utamanya adalah tekanan berulang pada tulang dan jaringan di sekitarnya, terutama jika Anda berlari di permukaan keras atau menggunakan sepatu yang tidak mendukung.
Mengistirahatkan kaki, menggunakan sepatu olahraga yang tepat, dan menghindari aktivitas berlebihan adalah langkah penting untuk mencegah cedera ini.
5. Cedera pada Bahu
Cedera bahu sering terjadi pada olahraga yang melibatkan gerakan berulang, seperti tenis, badminton, atau renang. Tekanan berlebih pada otot dan sendi bahu dapat menyebabkan peradangan atau kondisi yang dikenal sebagai impingement syndrome.Â
Gejalanya meliputi rasa nyeri saat mengangkat tangan, kelemahan otot, atau pembatasan gerakan bahu. Untuk mengatasinya, penting untuk mengistirahatkan bahu, melakukan peregangan, atau mendapatkan perawatan fisioterapi jika diperlukan.
6. Cedera Lutut
Cedera lutut seperti runner’s knee atau jumper’s knee umum terjadi pada atlet yang sering menggunakan lutut sebagai tumpuan, seperti pelari dan pemain basket.Â
Runner’s knee ditandai dengan nyeri di sekitar tempurung lutut akibat gesekan berulang, sedangkan jumper’s knee disebabkan oleh peradangan pada tendon di bawah tempurung lutut. Gejalanya meliputi nyeri, pembengkakan, dan kesulitan menekuk lutut. Penanganan bisa melibatkan pengurangan aktivitas, penggunaan pelindung lutut, atau fisioterapi untuk mengurangi nyeri dan memperkuat otot sekitar lutut.
7. Cedera Hamstring
Hamstring adalah kelompok otot di bagian belakang paha yang sangat rentan cedera, terutama pada pelari atau pemain sepak bola. Cedera hamstring biasanya terjadi ketika otot terlalu meregang atau kelelahan akibat gerakan eksplosif seperti sprint atau tendangan keras.Â
Gejalanya meliputi nyeri mendadak, bengkak, memar, dan kelemahan pada kaki yang terkena. Untuk penanganan awal, istirahatkan kaki dankompres dingin area yang sakit. Peregangan dapat diakukan bertahap sesuai kondisi otot yang cedera.
Penanganan Cedera Olahraga

Perawatan Mandiri dengan Metode RICE
Metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) efektif untuk menangani cedera ringan. Langkah-langkah ini membantu mengurangi pembengkakan, rasa sakit, dan mempercepat pemulihan.
 Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?
Jika cedera tidak kunjung membaik atau justru memburuk, segera konsultasikan ke dokter ortopedi. Tindakan fisioterapi juga dapat dibutuhkan sebagai penanganan tambahan untuk membantu pemulihan.Â
Tips Mencegah Cedera Olahraga
1. Lakukan Pemanasan dengan Benar
Pemanasan sebelum olahraga sangat penting untuk mempersiapkan otot dan ligamen, sehingga risiko cedera dapat diminimalkan.
2. Gunakan Peralatan Pelindung
Pastikan Anda menggunakan peralatan yang sesuai dengan jenis olahraga yang dilakukan, seperti pelindung lutut atau helm, untuk mencegah cedera serius.
3. Jangan Berolahraga Berlebihan
Dengarkan tubuh Anda. Hindari berolahraga terlalu lama atau dengan intensitas yang berlebihan, karena hal ini bisa meningkatkan risiko cedera.
Kesimpulan
Cedera olahraga bisa dicegah dan ditangani dengan langkah yang tepat. Dengan memahami jenis-jenis cedera yang umum terjadi dan cara mengatasinya, Sahabat Darmo dapat berolahraga dengan aman dan nyaman. Jangan lupa untuk selalu mempersiapkan tubuh dengan baik sebelum berolahraga dan berkonsultasi ke dokter ortopedi atau rehabilitasi medik jika diperlukan. Hubungi kami di 0896-3009-8900 untuk penjadwalan konsultasi dengan dokter ortopedi atau segera ke IGD RS Darmo untuk penanganan cepat 24 jam (031-5676253)
Author: dr. Tirandan Menoer Elliza Primalia, Sp.K.F.R., M.Ked.Klin.
Comments