top of page

Sering Nyeri di Bahu, Siku, atau Tumit? Bisa Jadi Tendinitis!

  • Gambar penulis: Marketing RS Darmo
    Marketing RS Darmo
  • 2 hari yang lalu
  • 5 menit membaca
Image Source: pexels.com
Image Source: pexels.com

Tendinitis adalah peradangan atau iritasi pada tendon, yaitu jaringan kuat yang menghubungkan otot dengan tulang. Kondisi ini sering muncul di area bahu, siku, lutut, atau tumit, dan bisa menyebabkan nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Biasanya, keluhan muncul setelah gerakan berulang, postur tubuh yang kurang tepat, atau cedera mendadak.


Jika ditangani sejak awal, tendinitis bisa membaik dan Anda kembali beraktivitas dengan nyaman. Namun, bila dibiarkan berlarut-larut, peradangan dapat menjadi kronis dan memicu kerusakan tendon yang lebih berat. Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari apa itu tendinitis, penyebab tendinitis, gejala yang perlu diperhatikan, cara diagnosis, sampai langkah pengobatan dan pencegahannya.


Apa Itu Tendinitis?

Secara sederhana, tendinitisĀ adalah peradangan pada tendon, yaitu jaringan seperti tali yang menghubungkan otot dan tulang. Tendon membantu menggerakkan sendi setiap kali otot berkontraksi.

Beberapa hal penting tentang tendinitis:

  1. Lokasi yang sering terkenaĀ Tendinitis umumnya terjadi pada:

    • Bahu (misalnya rotator cuff tendinitis)

    • Siku (tennis elbow atau golfer’s elbow)

    • Lutut (patellar tendinitis)

    • Tumit (Achilles tendinitis)

  2. Pencetus utamaPeradangan biasanya terjadi karena tendon mendapatkan beban berlebih, misalnya dari gerakan berulang (overuse) atau teknik gerakan yang kurang tepat saat berolahraga maupun bekerja.


Penyebab Umum Tendinitis

1. Gerakan Berulang (Overuse Injury)

Ini adalah penyebab tendinitisĀ yang paling sering:

  1. Aktivitas yang sama terus-menerusMisalnya mengetik dalam waktu lama tanpa jeda, mengangkat barang berat berulang, bermain tenis, badminton, atau olahraga dengan gerakan tangan/kaki yang sama berkali-kali.

  2. Risiko lebih tinggi pada kelompok tertentu

    • Pekerja kantoran yang banyak menggunakan komputer

    • Atlet atau orang yang rutin olahraga intens

    • Pekerja manual (angkut barang, buruh, tukang, dll.)


2. Cedera Akut atau Trauma

Kadang, tendinitis muncul setelah:

  1. Terjatuh dan mengenai sendi tertentu

  2. Terpuntir atau salah gerak saat berolahraga

  3. Benturan langsung pada area tendon

Trauma ini dapat menimbulkan peradangan mendadak pada tendon dan menyebabkan nyeri tumpul yang bertahan lama.


3. Faktor Usia dan Proses Degeneratif

Seiring bertambahnya usia, elastisitas tendon menurun. Akibatnya:

  1. Tendon menjadi lebih kaku dan mudah mengalami iritasi

  2. Aktivitas yang dulu terasa ringan, sekarang bisa memicu nyeri

  3. Tendinitis lebih sering ditemukan pada orang usia paruh baya dan lansia


4. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa penyakit juga dapat meningkatkan risiko tendinitis, seperti:

  1. Diabetes

  2. Rheumatoid arthritis atau penyakit autoimun lainnya

  3. Gangguan metabolik tertentu

Kondisi-kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas jaringan tendon sehingga lebih mudah mengalami peradangan.


Gejala Tendinitis yang Perlu Dikenali

Gejala tendinitisĀ bisa muncul bertahap maupun tiba-tiba, tergantung pemicunya. Anda perlu waspada jika mengalami:

  1. Nyeri di sekitar sendi

    • Nyeri terasa tumpul atau seperti pegal yang terfokus di area tendon

    • Biasanya memburuk saat sendi digerakkan atau saat digunakan beraktivitas

  2. Bengkak ringan atau hangat

    • Area sekitar tendon dapat tampak sedikit bengkak

    • Kadang terasa lebih hangat dibanding area sekitarnya

  3. Kaku dan keterbatasan gerak

    • Sendi terasa kaku, terutama saat baru mulai digerakkan

    • Rentang gerak (range of motion) bisa berkurang

  4. Sensasi bunyi atau gesekan

    • Pada beberapa kasus, bisa terdengar atau terasa bunyi ā€œklikā€ atau gesekan saat tendon digerakkan

  5. Nyeri memburuk setelah aktivitas

    • Nyeri biasanya bertambah setelah melakukan aktivitas fisik yang melibatkan sendi tersebut

    • Kadang rasa sakit baru terasa jelas beberapa jam setelah aktivitas selesai


Cara Mendiagnosis Tendinitis

Untuk memastikan apakah nyeri yang Anda rasakan memang tendinitis, dokter akan melakukan beberapa langkah berikut:

  1. Pemeriksaan fisik

    • Dokter akan menanyakan riwayat aktivitas, pekerjaan, dan cedera

    • Area nyeri akan ditekan, digerakkan, dan dinilai apakah ada keterbatasan gerak atau nyeri khas di sepanjang tendon

  2. Pemeriksaan penunjang

    • USG muskuloskeletal: membantu melihat kondisi tendon dan apakah ada peradangan atau robekan

    • MRI: digunakan pada kasus tertentu untuk menilai kerusakan tendon lebih detail

  3. Tes darah (bila diperlukan)

    • Dilakukan bila dicurigai ada penyakit autoimun, infeksi, atau kondisi lain yang menyertai keluhan tendon


Penanganan Tendinitis

Penanganan tendinitis bertujuan mengurangi nyeri, mengatasi peradangan, dan mencegah kerusakan tendon lebih lanjut.

1. Penanganan Awal di Rumah (Metode RICE)

Pada keluhan ringan, Anda bisa mulai dengan metode sederhana berikut:

  1. Rest (Istirahat)

    • Istirahatkan sendi yang nyeri

    • Hentikan dulu aktivitas yang memicu keluhan, seperti olahraga atau gerakan berulang

  2. Ice (Kompres Dingin)

    • Kompres dingin pada area nyeri selama 15–20 menit, beberapa kali sehari

    • Pastikan es dibungkus kain, jangan ditempel langsung ke kulit

  3. Compression (Kompresi)

    • Jika perlu, gunakan perban elastis untuk mengurangi bengkak

    • Pastikan tidak terlalu ketat agar aliran darah tetap baik

  4. Elevation (Posisi Lebih Tinggi)

    • Untuk area seperti pergelangan kaki atau lutut, posisikan lebih tinggi dari jantung saat istirahat untuk mengurangi bengkak


2. Obat dan Terapi Medis

Jika nyeri tidak membaik dengan penanganan awal, dokter dapat menyarankan:

  1. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

    • Membantu mengurangi nyeri dan peradangan dalam jangka pendek

    • Penggunaan harus sesuai anjuran dokter, terutama bagi mereka dengan riwayat penyakit lambung atau ginjal

  2. Fisioterapi

    • Latihan khusus untuk memperkuat otot di sekitar tendon

    • Koreksi postur dan teknik gerak agar beban pada tendon lebih seimbang

    • Terapi tambahan seperti ultrasound therapy, stretching, dan latihan bertahap

  3. Injeksi kortikosteroid (pada kasus tertentu)

    • Bisa dipertimbangkan jika nyeri sangat mengganggu dan tidak membaik dengan terapi awal

    • Biasanya hanya digunakan dalam jangka pendek dan dengan pertimbangan risiko-manfaat yang matang


3. Tindakan Lanjutan

Pada tendinitis yang berat atau bila terdapat robekan tendon:

  1. Dokter ortopedi dapat mempertimbangkan tindakan operasi (tendon repair) untuk memperbaiki tendon yang rusak

  2. Setelah operasi, diperlukan fisioterapi lanjutan untuk mengembalikan fungsi sendi secara bertahap


Pencegahan Tendinitis

Agar tendinitis tidak muncul atau kambuh berulang, Anda dapat melakukan beberapa langkah pencegahan berikut:

  1. Lakukan pemanasan sebelum olahraga

    • Luangkan waktu 5–10 menit untuk warming up sebelum aktivitas berat

    • Fokus pada peregangan otot dan sendi yang akan banyak digunakan

  2. Hindari gerakan berulang tanpa istirahat

    • Beri jeda istirahat jika pekerjaan atau aktivitas mengharuskan gerakan yang sama terus-menerus

    • Atur ritme kerja: misalnya istirahat singkat setiap 30–60 menit

  3. Gunakan teknik dan postur yang benar

    • Perhatikan posisi duduk saat bekerja di depan komputer

    • Gunakan teknik angkat barang yang benar (lutut ditekuk, bukan membungkukkan pinggang)

  4. Perkuat otot di sekitar sendi

    • Latihan penguatan otot secara rutin membantu mengurangi beban pada tendon

    • Bisa dibantu dengan panduan fisioterapis, terutama bila Anda pernah mengalami tendinitis sebelumnya

  5. Gunakan alas kaki dan peralatan olahraga yang sesuai

    • Pilih sepatu dengan penyangga yang baik untuk aktivitas lari atau olahraga tertentu

    • Sesuaikan peralatan olahraga (raket, stick, dll.) dengan kondisi tubuh dan kemampuan Anda


Tendinitis adalah peradangan pada tendon yang dapat menyebabkan nyeri, bengkak, dan keterbatasan gerak, terutama di bahu, siku, lutut, dan tumit. Meski sering terlihat ā€œsepeleā€ seperti pegal biasa, keluhan ini bisa menjadi kronis bila diabaikan.


Dengan mengenali gejala tendinitis, memahami faktor risikonya, serta melakukan pencegahan dan penanganan sejak dini, Anda dapat menjaga kesehatan sendi dan tetap aktif beraktivitas tanpa rasa nyeri yang mengganggu.


Jika Anda sering merasakan nyeri di bahu, siku, lutut, atau tumit yang tidak kunjung membaik, jangan dibiarkan berlarut-larut. Konsultasikan kondisi Anda ke dokter spesialis orthopedi atau rehabilitasi medik di RS Darmo.

Tim medis dan fisioterapis kami siap membantu menganalisis penyebab nyeri, memberikan diagnosis yang tepat, serta menyusun rencana terapi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.


Hubungi WhatsApp Poliklinik di +62 896-3009-8900Ā untuk membuat janji konsultasi.


Referensi :

Ā 

Author: Ā dr. Tirandan Menoer Elliza P, Sp.K.F.R., M.Ked.Klin

Ā 
Ā 
Ā 

Komentar


Unit Darurat
IGD RS Darmo
Heading 6
Lokasi
Lokasi RS Darmo
bottom of page