Kenali Osteoarthritis dan Bahayanya
- Marketing RS Darmo
- 30 Mei
- 4 menit membaca
Nyeri di area persendian saat bergerak? Waspada, jangan-jangan osteoarthritis.
Osteoarthritis (OA) adalah masalah kesehatan persendian yang sering dianggap “biasa” sebagai akibat dari usia. Padahal jika tidak ditangani, bisa menyebabkan nyeri berkepanjangan dan sulit untuk beraktivitas. Salah satu jenis OA yang paling sering terjadi adalah OA lutut, yang menyerang persendian di area lutut.

Apa Itu Osteoarthritis (OA) Lutut?
Osteoarthritis lutut adalah kondisi di mana tulang rawan (bantalan sendi) di lutut mengalami kerusakan secara bertahap. Tulang rawan berfungsi sebagai "peredam kejut" agar tulang tidak bergesekan langsung saat kita berjalan, berlari, atau naik-tangga. Ketika tulang rawan ini menipis atau rusak, tulang akan saling bergesekan. Akibatnya, saat gesekan antar tulang meningkat, menyebabkan:
Nyeri saat bergerak. Awalnya mungkin terutama saat berjalan atau naik tangga. Namun lama kelamaan nyeri dapat muncul meski sedang istirahat
Kekakuan sendi lutut. Sendi lutut terasa seperti sulit diluruskan atau ditekuk, terutama setelah duduk lama atau bangun tidur di pagi hari.
Bengkak dan dapat saja terdengar suara "krek-krek" saat lutut digerakkan
Kesulitan berjalan, hal ini dikarenakan lutut terasa lemah dan tidak stabil. Beberapa penderita menyatakan seperti mau ‘tergelincir’ saat akan menapak.
Perubahan bentuk lutut. Pada kasus parah, lutut dapat tampak bengkok karena kerusakan tulang.
Jika gejala ini dibiarkan, kerusakan sendi bisa semakin parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Berbeda dengan radang sendi akibat autoimun (seperti rheumatoid arthritis), OA lutut terjadi karena proses penuaan, keausan sendi secara alami atau akibat beban berlebihan pada sendi, atau cedera berulang.
Siapa saja yang berisiko tinggi mengalami OA lutut?
Hampir semua orang memiliki risiko untuk mengalami OA lutut. Faktor risiko lebih tinggi terjadi pada:
1. Usia di atas 50 tahun – Semakin tua, kemampuan regenerasi tulang rawan menurun.
2. Kegemukan (obesitas) – pada orang obesitas, terjadi penumpukan beban pada sendi sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya OA lutut. Setiap kenaikan berat badan 5 kg, risiko OA lutut meningkat 36%!
3. Riwayat cedera lutut – Seseorang yang pernah mengalami cedera di area lutut seperti patah tulang, robek meniskus, atau cedera ligamen, memiliki risiko untuk terjadi OA lebih tinggi.
4. Faktor keturunan (genetik) – Riwayat keluarga dengan OA meningkatkan risiko seseorang terkena OA.
5. Aktivitas pekerjaan atau olahraga berat – Seperti atlet lari, sepak bola, atau pekerja yang sering jongkok/angkat beban meningkatkan risiko seseorang terkena OA. Hal ini dikarenakan beban yang diterima oleh lutut lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak melakukan pekerjaan atau olahraga berat.
6. Jenis kelamin– Penelitian menyebutkan wanita lebih rentan terkena OA dibandingkan laki-laki.
Dampak Osteoarthritis Lutut
Banyak orang menganggap OA lutut hanya nyeri biasa. Padahal, jika tidak ditangani dengan baik, kasus OA dapat menyebabkan:
1. Nyeri Kronis yang Mengganggu Aktivitas
Awalnya hanya sakit saat berjalan jauh, lama-lama nyeri muncul bahkan saat tidur. Banyak penderita yang akhirnya kesulitan berjalan sehingga membutuhkan bantuan tongkat atau kursi roda
2. Keterbatasan Gerak & Kualitas Hidup Menurun
Penderita OA dapat mengalami kesulitan naik-turun tangga, bangun dari duduk, atau bahkan saat mau mandi. Banyak penderita OA yang akhirnya tidak bisa bekerja atau beraktivitas dengan normal.
3. Kelemahan Otot & Risiko Jatuh Meningkat
Sendi lutut menjadi kaku dan sulit ditekuk atau diluruskan. Saat dipaksakan bergerak maka sendi akan terasa nyeri sehingga penderita berusaha mengurangi pergerakan lutut agar tidak merasakan nyeri. Karena jarang digerakkan, maka otot paha dan betis melemah. Selain itu, penderita mungkin juga akan sering membungkuk atau berjalan pincang untuk mengurangi nyeri. Hal ini membuat penderita OA berisiko tinggi untuk terjatuh dan mengalami patah tulang.
4. Gangguan Tidur & Depresi
Nyeri terus-menerus membuat penderita sulit tidur. Banyak yang akhirnya mengalami stres, cemas, bahkan depresi karena tidak bisa hidup mandiri.
5. Perubahan Bentuk Lutut & Cacat
Jika sudah parah, lutut bisa bengkok (O- atau X-shaped) dan pada kasus berat berdampak pada kecacatan. Banyak penderita OA menjadi kurang aktif, sehingga memperburuk kesehatan secara keseluruhan.
Bagaimana Cara Mencegah Perburukan Osteoarthritis Lutut?
Meskipun OA tidak bisa disembuhkan total, perkembangannya bisa diperlambat dengan:
Menjaga berat badan ideal sehingga dapat mengurangi beban pada lutut
Olahraga low-impact, seperti berenang, sepeda, dan yoga untuk memperkuat otot tanpa membebani sendi.
Hindari duduk bersila atau jongkok terlalu lama.
Konsumsi makanan tinggi antioksidan (ikan, sayuran hijau, kacang-kacangan) untuk kesehatan sendi.
Gunakan alas kaki yang nyaman dan hindari sepatu hak tinggi.
Segera periksakan diri ke dokter bila mengalami gejala awal dari osteoarthritis
Kesimpulan
Sahabat Darmo, osteoarthritis lutut bukan sekadar "penyakit orang tua." Semakin cepat dikenali, semakin besar peluang untuk memperlambat kerusakan sendi. Jangan tunggu sampai nyeri lutut, lakukan pencegahan sedini mungkin. Segera periksa ke dokter orthopedi dan traumatologi untuk pemeriksaan awal dan tata laksana lebih lanjut.
Apabila Anda atau orang tersayang memiliki gejala osteoarthritis, segera jadwalkan pemeriksaan ke Darmo Orthopaedic Excellence Center di nomor +62 896-3009-8900
Author: dr. Jifaldi Afrian Maharaja Dinda Sedar, SpOT (K)
Referensi:
Hunter DJ, Bierma-Zeinstra S. Osteoarthritis. Lancet. 2019;393(10182):1745–59. DOI: 10.1016/S0140-6736(19)30417-9
Loeser RF. Aging and osteoarthritis. Curr Opin Rheumatol. 2011;23(5):492–6. DOI: 10.1097/BOR.0b013e3283494005
Bliddal H, Leeds AR, Christensen R. Osteoarthritis, obesity and weight loss: evidence, hypotheses and horizons – a scoping review. Obes Rev. 2014;15(7):578–86. DOI: 10.1111/obr.12173
Englund M, Roemer FW, Hayashi D, et al. Meniscus pathology, osteoarthritis and the treatment controversy. Nat Rev Rheumatol. 2012;8(7):412–9. DOI: 10.1038/nrrheum.2012.69
Reynard LN, Loughlin J. Genetics and epigenetics of osteoarthritis. Maturitas. 2012;71(3):200–4. DOI: 10.1016/j.maturitas.2011.12.001
Hootman JM, Macera CA, Helmick CG, et al. Influence of physical activity-related joint stress on the risk of self-reported hip/knee osteoarthritis: a new method to quantify physical activity. Prev Med. 2003;36(5):636–44. DOI: 10.1016/S0091-7435(03)00018-5
Neogi T. The epidemiology and impact of pain in osteoarthritis. Osteoarthritis Cartilage. 2013;21(9):1145–53. DOI: 10.1016/j.joca.2013.03.018
Guccione AA, Felson DT, Anderson JJ, et al. The effects of specific medical conditions on the functional limitations of elders in the Framingham Study. Am J Public Health. 1994;84(3):351–8. DOI: 10.2105/AJPH.84.3.351
Slemenda C, Brandt KD, Heilman DK, et al. Quadriceps weakness and osteoarthritis of the knee. Ann Intern Med. 1997;127(2):97–104. DOI: 10.7326/0003-4819-127-2-199707150-00001
Referensi Gambar
Comments