top of page

Tekanan Darah Rendah, Kapan Harus ke IGD & Cara Mencegahnya

  • Gambar penulis: Marketing RS Darmo
    Marketing RS Darmo
  • 1 hari yang lalu
  • 6 menit membaca
Cek tekanan darah
Image Source: pexels.com

Tekanan Darah Rendah (Hipotensi): Diam-diam Bisa Berbahaya

Pernah merasa pusing, lemas, atau seperti mau pingsan tiba-tiba? Banyak orang menganggap itu hanya karena kelelahan biasa. Tapi tahukah Anda, itu bisa jadi tanda tekanan darah rendah atau hipotensi?


Berbeda dengan tekanan darah tinggi yang sering jadi perhatian utama, hipotensi sering luput dari sorotan. Bahkan, masih banyak yang percaya bahwa tekanan darah semakin rendah itu semakin baik. Padahal, jika terlalu rendah, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan serius — bahkan membahayakan nyawa.

Tekanan darah memegang peranan penting dalam tubuh kita. Tugas utamanya adalah mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh, memastikan pasokan oksigen dan nutrisi yang diperlukan tetap lancar. Ketika tekanan darah berada dalam kondisi normal, jantung berfungsi secara optimal. Lalu apa sebenarnya yang terjadi saat tekanan darah Anda terlalu rendah? Artikel ini akan membantu Anda memahami penyebabnya, mengenali gejala dan tanda bahaya, serta mengetahui kapan harus waspada. Temukan juga tips pencegahan praktis yang bisa anda lakukan untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.


Apa Itu Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)?

HipotensiĀ adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang berada di bawah angka 90/60 mmHg. Hal ini dapat terjadi secara sementara (akut), misalnya akibat dehidrasi yang menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan, atau dapat berlangsung secara berulang dalam jangka panjang (kronis) sebagai dampak dari penyakit tertentu.


Penyebab Hipotensi

Hipotensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum hipotensi yang perlu diketahui:

1.Dehidrasi

Dehidrasi terjadi saat tubuh kehilangan banyak cairan akibat diare, muntah, atau keringat berlebih (cuaca panas atau olahraga berlebih). Kondisi ini menurunkan volume darah dan aliran ke organ vital, sehingga tekanan darah dapat turun. Kehilangan elektrolit juga mengganggu keseimbangan tekanan darah.


2. Perdarahan berat

Kehilangan darah yang banyak akibat cedera, operasi, atau perdarahan internal dapat menurunkan volume darah secara drastis. Akibatnya, aliran darah terganggu dan tekanan darah menurun. Jika tidak segera ditangani, dapat terjadi syok yang memerlukan penanganan medis darurat.


3. Efek samping obat

Beberapa obat, seperti ACE inhibitors, beta blockers, diuretik, dan antidepresan tertentu, dapat menurunkan tekanan darah. Meski digunakan untuk terapi, pada sebagian orang obat ini bisa menyebabkan hipotensi berlebihan sebagai efek samping.


4. Gangguan jantung atau tiroid

Masalah jantung bisa mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah dengan efektif seperti aritmia (irama jantung tidak teratur), gagal jantung, tamponade jantung(penumpukan cairan pada jantung), atau gangguan katup dapat mengganggu kemampuan jantung memompa darah, sehingga menurunkan tekanan darah. Gangguan tiroid, baik hipotiroidisme maupun hipertiroidisme, juga dapat mengganggu metabolisme dan menyebabkan hipotensi.


5.Ā  Infeksi berat (sepsis)

Sepsis memicu peradangan hebat dan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) akibat infeksi, yang menyebabkan tekanan darah turun drastis. Kondisi ini disebut syok septik, darurat medis yang dapat menyebabkan kegagalan organ dan berakibat fatal jika tidak segera ditangani.


6. Gangguan Paru-paru:

Emboli paru, yaitu penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru, biasanya akibat bekuan darah.Pneumotoraks, yaitu kondisi di mana udara terjebak di ruang antara paru-paru dan dinding dada, yang menekan jantung dan pembuluh darah.


7.Ā Hipotensi ortostatik (Tekanan Darah Turun Saat Berdiri):

Penurunan tekanan darah sistolik sekurang-kurangnya 20 mmHg atau penurunan tekanan darah diastolik sekurang-kurangnya 10 mmHg dalam waktu 3 menit setelah berdiri tegak. Tekanan darah bisa turun tiba-tiba saatĀ  berdiri, penyebabnya bisa karena:

  • Penuaan:Ā Tubuh kurang bisa mengatur tekanan darah karena pembuluh darah dan saraf menurun fungsinya.

  • Diabetes:Ā Saraf pengatur tekanan darah bisa mengalami kerusakan.

  • Hipotensi esensial:Ā Turunnya tekanan darah terjadi tanpa alasan jelas.

  • Obat antihipertensi

  • Penyakit autoimun:Ā Penyakit seperti lupus dapat mengganggu sistem tekanan darah.

  • Gangguan saraf:Ā Beberapa penyakit saraf bisa merusak pengaturan tekanan darah.


Cara Mencegah Hipotensi dari A sampai F

Untuk menjaga tekanan darah tetap stabil dan mencegah hipotensi, berikut beberapa langkah sederhana yang bisa Anda terapkan dalam rutinitas sehari-hari:


A: Abdomen Compression (Kompresi perut)

Penelitian menunjukkan korset perut elastis dengan tekanan 15-20 mmHg dapat meningkatkan tekanan darah saat berdiri, mirip dengan pakaian yang digunakan pilot pesawat tempur. Korset ini harus dipasang sebelum bangun tidur dan dilepas saat berbaring untuk mencegah hipertensi telentang. Manfaatnya langsung terasa, mudah dipasang, dan tersedia di toko perlengkapan olahraga. Menambahkan kompresi pada tungkai bawah dapat memberikan efek tambahan.


B: Bolus AirĀ  (Minum Air dalam Jumlah Besar), Batasi Alkohol dan Bangun Tidur

Bolus Air: Minum cepat dua gelas air dingin (sekitar 500 ml) dapat meningkatkan tekanan darah lebih dari 20 mmHg dalam beberapa menit dan bertahan hingga 2 jam. Efek ini membantu meredakan gejala dan meningkatkan daya tahan saat berdiri lama, seperti saat berbelanja. Teknik sederhana ini bekerja sebagian melalui peningkatan hormon norepinefrin dan bisa digunakan sesuai kebutuhan.

Batasi Konsumsi Alkohol: Alkohol dapat menyebabkan dehidrasi dan merelaksasi pembuluh darah, yang pada gilirannya dapat menurunkan tekanan darah. Jika Anda mengonsumsi alkohol, lakukan dengan bijak dan pastikan Anda juga minum banyak air untuk mencegah dehidrasi. Membatasi alkohol juga membantu tubuh tetap stabil secara keseluruhan.


Bangun Tidur: Untuk mengelola hipotensi ortostatik, tinggikan kepala tempat tidur sekitar 10 cm agar tekanan darah malam lebih stabil. Di siang hari, tetap aktif dan berdiri perlahan untuk membantu tubuh beradaptasi. Hindari berdiri terlalu cepat dari duduk atau berbaring agar tubuh punya waktu menyesuaikan diri, dan pilih ruangan sejukĀ  agar sirkulasi darah tetap terjaga.


C: Countermanuver

Gerakan atau teknik fisik sederhana yang dilakukan selama 30 detik untuk menjaga tekanan darah. Beberapa teknik yang bisa dicoba:Ā 

  • Menyilangkan kaki dan menegangkan otot paha dan bokong

  • Mengkontraksikan otot perut

  • Berdiri dengan menyandarkan tubuh ke permukaan keras, berjongkok atau duduk jika merasa pusing

  • Meninggikan Tumit: Berdiri dengan meninggikan tumit dapat membantu dengan cara menekan pembuluh darah di bagian kaki, sehingga darah dikirim kembali ke jantung, meningkatkan aliran darah jantung dengan cepat.

  • Isometrik Menggenggam: Memeras bola kecil atau melakukan gerakan genggaman tangan dapat memicu refleks yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi), yang akan meningkatkan tekanan darah.


D: Drugs/Obat-obatan

Konsultasi dahulu ke rumah sakit untuk mendapatkan obat yang tepat

E: Edukasi dan Exercise (Olahraga)

Edukasi:Ā Penting bagi pasien untuk mengenali kondisi yang bisa menurunkan tekanan darah, mengenali gejala awal, dan menyadari bahwa pengobatan medis saja tidak cukup. Pasien juga harus menyesuaikan aktivitas harian, mencatat tekanan darah dengan alat pengukur otomatis dapat membantu memantau kondisi. Rutin cek kesehatan, terutama bila memiliki riwayat penyakit tertentu.

Exercise:Ā Latihan tegak dapat meningkatkan penurunan tekanan darah ortostatik, latihan dalam posisi terlentang atau duduk (misalnya, berenang, bersepeda) disarankan. Latihan isotonik (misalnya, angkat beban ringan) direkomendasikan karena mengejan dan menahan napas yang tidak tepat selama latihan isometrik (misalnya, menahan beban dalam posisi yang sama) dapat menurunkan aliran balik vena. Dengan edukasi yang tepat, pasien dapat lebih percaya diri dan mandiri dalam mengelola gejalanya.


F:Ā  Fluida (cairan) dan garam

Menjaga volume cairan tubuh sangat penting untuk mengatasi hipotensi. Pasien disarankan minum 1,5–2,5 liter cairan per hari (sekitar 5–8 gelas), atau lebih bila aktivitas fisik tinggi atau berada di lingkungan panas).

Asupan garam ditingkatkan menjadi 10–20 gram per hari—karena natrium membantu tubuh menahan cairan. Namun, hati-hati jika memiliki tekanan darah tinggi yang sulit dikontrol atau kondisi seperti gagal jantung atau bengkak. Bagi yang tidak suka menambahkan garam ke makanan, pilihan seperti sup, keripik, atau tablet garam bisa digunakan.


Diet juga harus mengandung cukup kalium (misalnya dari pisang, kentang dan sayuran), karena Kalium membantu mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh dan mendukung fungsi jantung. Penggunaan garam dapat menurunkan kadar kalium. Jika diperlukan, dokter bisa memantau kadar natrium dalam urin untuk memastikan asupan garam sudah mencukupi, dan menyesuaikan suplemen sesuai kebutuhan.


Posisi Shock (posisi Trendelenburg): Tidurkan orang tersebut telentang (datar) lalu angkat kakinya sekitar 30 derajat, lebih tinggi dari kepala. Ini bertujuan supaya darahĀ  mengalir ke bagian vital, seperti otak dan jantung. Tapi, segera bawa ke IGD.


Kapan Tekanan Darah Rendah Harus ke IGD?

Gejala-gejala ini menandakan kondisi serius yang memerlukan penanganan medis segera di IGD. Jangan tunda untuk mencari bantuan darurat bila mengalaminya.

  • Pusing hebat hingga pingsan.

  • Kulit pucat, dingin, dan berkeringat.

  • Jantung berdebar cepat atau tidak teratur.

  • Sesak napas atau nyeri dada.

  • Bingung atau sulit berkonsentrasi.

  • Tekanan darah turun mendadak setelah cedera atau perdarahan.


Apa Risiko Jika Tekanan Darah Rendah Dibiarkan?

Tekanan darah rendah yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius, antara lain:

  • Cedera akibat jatuh, terutama jika penderita tiba-tiba pingsan atau kehilangan keseimbangan.

  • Kerusakan organ, karena aliran darah yang tidak mencukupi dapat mengganggu fungsi organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal.

  • Syok hingga gagal organ, jika kondisi terus memburuk dan tidak segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.


Tekanan darah rendah tidak boleh dianggap sepele, terutama jika disertai gejala seperti pingsan, sesak nafas, atau nyeri dada. Segera cari bantuan medis sebelum kondisi memburuk.


Butuh penanganan cepat? IGD RS Darmo Surabaya siap 24 jam.Ā Hubungi kami di Emergency: 031.561 4135



Referensi:

  1. Chen RJ, Sharma S, Bhattacharya PT. Hypotension. [Updated 2025 May 3]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499961/

  2. Escardio, 2022. Low blood pressure: Understanding the causes and risks. E-Journal of Cardiology Practice, 17. European Society of Cardiology. Available at:Ā https://www.escardio.org/Journals/E-Journal-of-Cardiology-Practice/Volume-17/low-blood-pressure

  3. https://pmc-ncbi-nlm-nih-gov.translate.goog/articles/PMC2888469/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

  4. https://pmc-ncbi-nlm-nih-gov.translate.goog/articles/PMC5903110/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

  5. https://www-ahajournals-org.translate.goog/doi/10.1161/CIRCEP.121.010573?cookieSet=1&_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc


Author: dr. Aisya Ayu Safira

Ā 
Ā 
Ā 

Komentar


Unit Darurat
IGD RS Darmo
Heading 6
Lokasi
Lokasi RS Darmo
bottom of page