Keracunan Makanan Saat Hamil, Bahayakah? Ini Cara Tepat Menanganinya
- Marketing RS Darmo
- 30 Jul
- 3 menit membaca

Keracunan makanan saat hamil bisa menjadi kondisi yang menakutkan. Tidak hanya mengganggu kesehatan ibu, tapi juga dapat berdampak pada janin. Lalu, apa yang harus dilakukan jika Anda mengalami gejala keracunan makanan saat hamil? Dalam artikel ini, kita akan membahas gejala umum, risiko kesehatan, serta tindakan cepat dan tepat untuk mengatasinya.
Apa Itu Keracunan Makanan dan Mengapa Berbahaya bagi Ibu Hamil?
Keracunan makanan terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit. Mikroorganisme ini dapat berkembang biak di makanan yang tidak diolah dengan baik atau disimpan sembarangan.
Gejala umum yang sering terjadi, yaitu:
Mual dan muntah
Diare
Kram perut
Demam
Mengapa Ibu Hamil Lebih Rentan?
Saat hamil, tubuh mengalami banyak perubahan, termasuk pada sistem imun (daya tahan tubuh). Salah satu perubahan penting adalah penurunan sebagian fungsi sistem imun. Ini terjadi secara alami agar tubuh ibu tidak menganggap janin sebagai ābenda asingā dan menolaknya.
Namun, karena daya tahan tubuh jadi lebih lemah, ibu hamil menjadi lebih mudah terserang infeksi, termasuk infeksi dari makanan yang terkontaminasi.
Beberapa bakteri seperti Listeria monocytogenesĀ dan SalmonellaĀ bahkan bisa menembus plasenta dan masuk ke tubuh janin, yang berisiko menyebabkan komplikasi serius seperti keguguran atau infeksi bawaan sejak lahir.
Apa Saja Gejala Keracunan Makanan yang Harus Diwaspadai?
Jika Anda sedang hamil dan mengalami gejala berikut, bisa jadi itu tanda keracunan makanan:
Mual dan muntah
Diare
Demam ringan hingga tinggi
Kram perut
Dehidrasi (mulut kering, lemas, pusing)
Gejala yang Perlu Penanganan Medis Segera
Segera konsultasi ke dokter jika Anda mengalami:
Muntah terus-menerus selama lebih dari 24 jam
Diare disertai darah
Tidak bisa makan atau minum sama sekali
Kontraksi dini atau perdarahan
Janin terasa tidak bergerak seperti biasanya
Langkah yang Harus Dilakukan Saat Ibu Hamil Mengalami Keracunan Makanan
Jika gejala masih ringan, Anda bisa melakukan hal-hal berikut di rumah:
Istirahat totalĀ untuk memulihkan energi tubuh
Perbanyak minum air putihĀ agar tubuh tidak kekurangan cairan
Konsumsi makanan ringan yang mudah dicernaĀ seperti bubur atau pisang
Hindari makanan padatĀ atau berlemak sampai kondisi membaik
Catat makanan terakhirĀ yang Anda konsumsi untuk evaluasi penyebabnya
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Gejala tidak kunjung membaik dalam 24 jam
Tanda-tanda dehidrasi muncul (mulut sangat kering, buang air kecil sangat sedikit)
Gerakan janin berkurang drastis atau tidak terasa sama sekali
Tips Mencegah Keracunan Makanan Saat Hamil
Masak makanan hingga matang sempurna, terutama daging dan telur
Hindari makanan mentah, seperti sushi, sashimi, telur setengah matang
Cuci tangan dan peralatan masakĀ sebelum dan sesudah memasak
Simpan makanan sesuai suhu aman: dingin di bawah 5°C, panas di atas 60°C
Hindari produk susu yang tidak dipasteurisasi
Periksa Label dan Kebersihan
Perhatikan tanggal kedaluwarsaĀ makanan
Jangan konsumsi makanan yang sudah berubah tekstur atau bau
Pastikan tempat makan atau restoran yang Anda kunjungi bersih dan terpercaya
Daftar makanan yang sebaiknya dihindari selama kehamilan karena berisiko membahayakan Ibu dan janin :Ā
Makanan Mentah atau Setengah Matang
Daging mentah/setengah matangĀ (steak setengah matang, sashimi): Risiko Toxoplasma, Listeria, dan Salmonella.
Telur mentahĀ (mayones buatan sendiri, adonan kue): Risiko Salmonella.
Seafood mentahĀ (sushi, tiram, kerang): Risiko ListeriaĀ dan virus.
Produk Susu yang Tidak Dipasteurisasi
Keju lunak seperti brie, camembert, feta, blue cheese, jika tidak dipasteurisasi.
Susu mentah: Bisa membawa bakteri Listeria, berbahaya untuk janin.
Ikan Tinggi Merkuri
Ikan hiu, tuna sirip kuning besar, king mackerel, marlin: Kandungan merkuri tinggi bisa merusak otak dan sistem saraf janin.
Pilih ikan rendah merkuri seperti salmon, sarden, atau ikan leleĀ (maksimal 2ā3 porsi/minggu).
Makanan Asin dan Olahan
Daging olahanĀ (sosis, nugget, ham, bacon): Kandungan garam dan nitrit tinggi, risiko Listeria.
Makanan kalengan: Kadang mengandung bahan pengawet dan BPA yang mengganggu hormon.
Makanan Tinggi Gula dan Lemak Trans
Kue, permen, minuman bersoda berlebihan: Menambah risiko diabetes gestasional dan obesitas pada bayi.
Makanan cepat saji: Lemak trans bisa berdampak pada perkembangan janin.
Minuman Berbahaya
Alkohol: Bisa sebabkan fetal alcohol syndromeĀ (gangguan tumbuh kembang otak).
Kafein berlebihanĀ (>200 mg/hari, sekitar 1-2 cangkir kopi): Bisa tingkatkan risiko keguguran atau berat badan lahir rendah.
Teh herbal tertentuĀ (seperti teh daun senna, licorice, atau dong quai): Bisa merangsang kontraksi.
Makanan yang Tidak Higienis
Buah dan sayur yang tidak dicuci bersih: Bisa membawa parasit atau pestisida.
Makanan dari warung yang tidak bersih atau penyajian tak higienis: Risiko keracunan makanan tinggi.
Kesimpulan
Keracunan makanan saat hamil memang bisa berbahaya, namun bisa dicegah dan ditangani dengan tepat. Kenali gejalanya sejak awal, jangan tunda untuk mendapatkan bantuan medis jika dibutuhkan, dan selalu perhatikan kebersihan makanan Anda.
Jika Anda mengalami tanda dan gejala keracunan makanan, segera konsultasi dengan dokter obgynĀ kami di RS Darmo Surabaya. Anda dapat menghubungi whatsapp Poliklinik di 0896-3009-8900 untuk janji temu atau Klik di sini
Referensi :Ā
Salyer, J. (2018, December 18). What to do if you get food poisoning while pregnant. Healthline. https://www.healthline.com/health/pregnancy/food-poisoningĀ
Ames, H. (2021, February 9). Everything to know about food poisoning in pregnancy. https://www.medicalnewstoday.com/articles/food-poisoning-while-pregnantĀ
Author: dr. Pramudyo Dwiputro, Sp.OG. Subsp. KFM
.png)

_edited.png)






Komentar